AHLAN WA SAHLAN

SEMOGA BERMANFAAT

Jumat, 05 Desember 2014

Banyak orang meng-ibaratkan tentang kehidupan, ada yang menganggap hidup itu bagaikan roda yang selalu berputar, kadang diatas, dan kadang di bawah. Tetapi setelah saya belajar ilmu nahwu shorof, saya mengganggap hidup itu bagaikan i’rob. Mengapa demikian……??!@
  • I’rob itu dibagi menjadi 4 (empat) macam yaitu :
1.     I’rob rofa, yang ditandai dengan dhomah.
2.     I’rob nashob, yang ditandai dengan fathah.
3.     I’rob jer / khofadz, yang ditandai dengan kasroh.
4.     i’rob jazem, yang ditandai dengan sukun.
Catatan :
  •  Dhomah itu berada diatas huruf atau kata.
  • - Fathah itu berada diatas huruf atu kata. (tetapi, fathah juga ada fathah yang berdiri tegak diatas huruf atau kata).

  • - Kasroh itu berada di bawah huruf atau kata.

  • - Sukun itu berada diatas huruf atau kata yang menjadikan huruf atau kata itu menjadi mati atau tidak berbunyi.

Dari ke 4 (empat) tanda tersebut mempunyai makna masing-masing dan berurutan dalam kehidupan, jika kita ingin menentukan suatu kalimah, apakah itu kalimat rofa, nashob, jer / khofadz, atau jazem kita membutuhkan suatu proses.
Seperti halnya dalam kehidupan, pasti adanya proses untuk meraih apa yang diinginkan. Demi mencapai kebahagiaan yang hakiki. Seperti halnya orang yang ingin sukses, dia harus menjalani suatu proses demi meraih apa yang di inginkan.
Seperti halnya pada i’rob rofa yang ditandai dengan dhomah yang terletak diatas huruf atau kata. Setelah proses demi proses dilalui dengan jerih payah kita akan menjadi orang yang berhasil atau sukses. Yang artinya kita berada diatas seperti halnya dhomah yang terletak diatas huruf atau kata.
Setelah pencapaian kesuksesan diraih dan kita berada diatas, disitu pula kita harus mempunyai sifat dan sikap yang adil, bijaksana, dan berpendirian yang teguh seperti halnya i’rob nashob yang ditandai dengan fathah.(ada fathah yang berdiri  yang berdiri tegak diatas huruf atau kata.
Kemudian, ciptakanlah sifat rendah diri (tawadhu) dengan banyak memperhatikan masyarakat yang lemah di bawah kita. Jangan pernah terbuai dari kesuksesan yang kita dapatkan dengan mementingkan diri sendiri, berupa sifat egois, sombong, takabur dll. Seperti halnya pada i’rob jer / khofadz yang ditandai dengan kasroh, yang kasroh tersebut berada dibawah huruf atau kata.
Setelah kita berada di atas atau sukses, kita hidup dengan sifat dan sikap yang adil, bijaksana, dan berpendirian teguh, kita andhap ashor, rendah diri (tawadhu) dan tidak sombong, tidak egois. Dan akhirnya kontrak hidup kita sudah habis didunia. Alloh SWT telah memanggil kita. Seperti halnya pada i’rob jazem yang ditandai dengan sukun atau mati. Dan kita meninggalkan dunia beserta isinyan tanpa membawa apa-apa kecuali segelintir kain kafan.
Disinilah letak kebahagiaan yang hakiki (di akhirat) bagi seseorang yang menjalankan hidup seperti padi contoh diatas. Insya Alloh (jika Alloh menghendaki).